Partai Gelora Indonesia “THE JOURNEY”

oleh -449 Dilihat
oleh

Opini :
By, Nuansantb.net (03/06/2020)

Dalam perjalanan berdirinya Partai Gelora Indonesia Saya membaginya menjadi 6 momentum atau 6 fase yang menjadi sisi-sisi emosional dalam jiwa para pendirinya.

*_Fase Pertama_*, Saya menyebutnya dengan *Fase Kepercayaan Diri*, karena fase ini adalah momentum dimana Anis Matta pada tanggal 3 Februari 2018 di event acara Mukernas KAKAMMI melangkah dengan percaya diri menyampaikan ide dan narasinya tentang Arah Baru Indonesia. Di tanggal ini lah sosialisasi narasi Arah Baru Indonesia dimulai. Ditengah hiruk-pikuk menjelang Pemilu 2019 dan konflik di internal PKS saat itu Anis Matta melangkah lebih jauh keluar dari mainstream pusaran persoalan, dia menawarkan Arah Baru untuk Indonesia.

Buku Gelombang Ketiga Indonesia menjadi referensi ide dan gagasan untuk memberi Arah Baru bagi Indonesia. Menjadikan Indonesia sebagai kekuatan 5 besar dunia menjadi cita-cita dari narasi Arah Baru Indonesia. Banyak orang yang ragu dengan cita-cita ini, dianggap mimpi atau utopia, tapi Anis Matta menjawab dengan santuy; “Semua kenyataan hari ini adalah hasil imajinasi hari kemarin, sebelum sesuatu terwujud, maka wujudkan dulu dalam imajinasi”. Teriakan merdeka para pejuang dan pahlawan Indonesia puluhan tahun jauh sebelum proklamasi kemerdekaan itu mungkin sebuah mimpi atau utopia saat itu, tapi imajinasi para pejuang dan pahlawan itu akhirnya menjadi kenyataan pada 17 Agustus 1945.

Fase percaya diri ini ditandai juga dengan lahirnya Ormas GARBI; Gerakan Arah Baru Indonesia yang berfungsi sebagai mesin sosialisasi narasi Arah Baru Indonesia. Anis Matta, Fahri Hamzah dan tokoh arah baru lainnya berkeliling Indonesia untuk menyampaikan ide dan gagasan tentang Arah Baru Indonesia. Sambutan publik meluas, narasi Arah Baru Indonesia mulai menjadi perbincangan publik, jaringan GARBI dalam waktu 2 bulan sudah mencapai lebih dari 20 provinsi. Acara-acara deklarasi semarak dan kreatif dengan ide-ide baru serta gaya komunikasi yang juga baru. Pada fase ini, peran KAKAMMI yang dipimpin oleh Fahri Hamzah dan GARBI sangat signifikan untuk meneguhkan kepercayaan diri untuk melangkah.

*_Fase Kedua_*, Saya menyebutnya dengan *Fase Ketidakpastian*, dimana langkah keragu-raguan mulai mengiringi langkah kepercayaan diri, ini adalah fase kritis, fase dimana perjalanan dilanjutkan atau tidak. Fase ini adalah fase dimana kepercayaan diri bertemu dengan realitas lapangan dan ekspektasi publik. Apakah narasi Arah Baru Indonesia beserta gerakannya kemudian mampu menjelma menjadi sebuah entitas politik baru berbentuk partai? Pergulatan pemikiran dan diskusi terjadi, keraguan publik mulai dirasakan, realitas lapangan mulai memberikan kesadaran, bahwa ini butuh kerja keras dan butuh determinasi. Apakah sambutan publik sekedar euphoria, apakah deklarasi-deklarasi itu fenomena permukaan? Ketidakpastian terjadi. Dalam fase ini, Anis Matta sebagai “leader Arah Baru” menulis pesan yang sangat emosional dan mendalam. Saya posting ulang pesan Anis Matta di fase ini, karena ini bagian dari sejarah yang melibatkan emosi dalam menentukan pilihan-pilihan keputusan saat itu;

BACA JUGA  Wira Beberkan Survei Terbaru, Jarot-Ansori Tetap Kokoh di Puncak

*_Dalam jenak-jenak begini, kita teguhkan hati kita.._*

iklan

*_Pastikan kembali bahwa awal dan akhir dari semua ini adalah Allah Subhana wa Ta’ala, bahwa kejujuran kepada-Nyalah yang mendorong kita melangkah di jalan ini… Bahwa kita akan terus berijtihad untuk melakukan jihad terbaik dengan ilham dari Allah Subhana wa Ta’ala…_*

*_Bahwa kita mungkin salah, tapi keikhlasan, kejujuran dan ijtihad akan menjadi sebab bagi Allah mengilhami kita melangkah serta mengurangi bahkan menghilangkan efek dari kesalahan kita…_*

*_Bahwa tidak ada penyesalan, tidak ada keraguan, tidak ada ketakutan sedikitpun yang menyertai langkah kita…_*

*_Karena awal dan akhir dari semua ini adalah Allah… Karena kita melangkah setelah istikharah.._*

*_Pada mulanya yang kita lakukan adalah membuat peta jalan kita sendiri menuju Allah..lalu kita buat peta jalan menuju negara sebagai bagian dari peta jalan kita menuju Allah.._*

*_Jika kita percaya Allah yang kita tuju maka tidak ada alasan bagi kita untuk khawatir dengan semua upaya pembunuhan karakter di sepanjang jalan itu..perhatikan pesan Allah kepada orang² beriman:_*

*يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَىٰ فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا وَكَانَ عِندَ اللَّهِ وَجِيهًا*

*_Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah. (Al Ahzab : 69)_*

*_Menjadi terpandang di mata Allah bukan di mata manusia itulah yg kita cari_*
*_الوجاهة عند الله_*

*_Cinta dan benci manusia kepada kita adalah cara Allah mengajarkan kita sebuah makna bahwa kita tidak akan pernah bisa mengendalikan hati manusia..dan karenanya berusaha menemukan ridho kita pada diri sendiri dari ridho manusia kepada kita adalah kesia-siaan yg besar_*

*_Tersenyumlah pada semua yang berusaha membunuh karaktermu..karena di peta jalanmu menuju Allah itu hanya kekerdilan yang tidak akan pernah bisa mencegah ruhmu terbang ke angkasa.._*

*_Begitu ruhmu terbang tinggi ke angkasa niscaya akan kau saksikan betapa kecilnya bumi manusia ini..apalagi manusia yang menghuninya.._*

*_Teruslah mengepakkan sayap amalmu..tahta dan harta hanyalah batu tasbih yang akan kau genggam sambil menyebut nama Allah dalam setiap langkahmu meraih ridha-Nya_*

*_Keikhlasan dan kejujuran bukanlah sebuah pernyataan sikap, tapi adalah getaran yang menandakan bahwa dalam setiap amalmu ada signal yg menghubungkan dunia dan akhiratmu…_*

*_Hakikat dari semua yg kita kerjakan adalah melukis panorama akhirat di atas kanvas dunia_*

_تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ*

*_”Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al Qoshos :83)_*

BACA JUGA  Hadapi Pemilu 2024, Gerindra Sumbawa Satu Komando Mantapkan Strategi

Pesan Anis Matta inilah yang mengakhiri keragu-raguan dan ketidak-pastian, walaupun semua butuh proses dan perjuangan, Tidak sedikit yang berguguran tidak yakin untuk melanjutkan perjalanan dan akhirnya pulang. Tapi ini adalah perjalan ide dan misi, bukan perjalanan satu atau dua orang. Orang bisa mati tapi ide dan misi akan terus ada dan tumbuh. Setelah melalui fase ketidakpastian, maka berlanjut masuk fase ketiga yaitu fase kontemplasi dan imajinasi…

*_Fase Ketiga_*, Saya menyebutnya *Fase Kontemplasi dan Imajinasi*, karena di fase ini kebesaran jiwa dan ketajaman memprediksi masa depan menjadi hal yang menentukan. Fase ini adalah fase dimana semua opsi dan langkah dihitung, peta jalan dibuat. Narasi diperdalam, lapangan di jajaki, infrastruktur organisasi dibangun, jaringan diperluas dan keyakinan diperkuat. Ini adalah fase krusial, fase yang menentukan. Manifesto partai mulai disusun, model organisasi di desain, teritorial dipetakan, sumber daya manusia di konsolidasi, branding dibuat, dan AD/ART disusun. Semua bekerja dalam sunyi, tidak banyak hirup-pikuk. Keraguan dan pembunuhan karakter terus dihembuskan untuk menghadang langkah, namun semua tak bisa dibendung, bagi kami ini kerja untuk rakyat dan bangsa, kerja untuk peradaban.

Di fase ini kontemplasi dilakukan terus-menerus, ide dan gagasan di elaborasi mendalam, imajinasi untuk partai dan Indonesia lebih baik terus di diskusikan dan diformulasikan. Aspirasi dan ekspektasi publik terus di dengar dan direkam, sebagai alat baca situasi dalam menentukan langkah-langkah strategis partai ke depan. Fase ini adalah fase dimana sebagian besar formulasi akan lahirnya Partai Gelora Indonesia didesain. Dan akhir dari fase ini adalah ketika Anis Matta mengajak kita untuk membaca doa;

بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya”. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Surat Hud 41.

Ini adalah doa Nabi Nuh AS ketika akan menaiki bahtera yang akan menyelamatkan ummatnya dari banjir besar pada saat itu. Dan ketika Anis Matta mengajak untuk bersama membaca doa ini, maka ini sebuah sinyal bahwa bahtera akan siap berlayar. Dan kita masuk fase selanjutnya, fase keempat, fase keberanian.

*_Fase Keempat_*; Saya menyebutnya dengan *Fase Keberanian*. Fase dimana semua resiko sudah di kalkulasi dan keberanian mengambil sikap dan keputusan. 28 Oktober 2019, fase keberanian ini dimulai dengan deklarasi Partai Gelombang Rakyat Indonesia;
*_Dengan bertawakkal kepada Allah SWT, dan untuk menunaikan kewajiban sejarah, bangsa dan agama, serta diilhami oleh peristiwa Sumpah Pemuda yang menjadi penanda lahirnya kita sebagai bangsa dalam Gelombang Menjadi Indonesia, maka pada hari ini; Senin, tanggal 28 Oktober 2019, kami menyatakan berdirinya Partai Gelombang Rakyat Indonesia atau disebut GELORA INDONESIA_*

Fase keberanian ini memulai babak baru, sekaligus sebuah tantangan baru. Mendirikan partai baru bukanlah sesuatu yang mudah. Membentuk struktur kepengurusan 100% di tingkat provinsi, minimal 75% di tingkat kabupaten/kota dan minimal 50% di tingkat kecamatan beserta persyaratan pendukung lainnya bukanlah hal mudah, apalagi semua itu akan diverifikasi faktual oleh negara melalui kementerian hukum dan ham. Ini kerja besar dan rumit, kerja administratif sekaligus kerja lapangan. Tetapi kesuksesan tidak akan tercapai tanpa keberanian, dan langkah berani ini sudah di ambil, tidak ada langkah mundur. Dan akhirnya Anis Matta menguatkan kembali keberanian ini dengan sebuah keyakinan, sampailah pada fase kelima, fase keyakinan.

BACA JUGA  Fraksi Demokrat DPRD Sumbawa Minta Pemda Lakukan Pemetaan Khusus Tangani Hutan

*_Fase Kelima_*, Saya menyebutnya fase *Keyakinan dan Determinasi*. Karena fase ini adalah fase dimana keyakinan harus menyertai langkah memenuhi semua kelengkapan berdirinya partai. Sabtu 10 November 2019, Anis Matta menegaskan dalam pidato penandatanganan akta pendirian partai;

*_Ini semua adalah sebuah permulaan, dari sebuah fase baru dalam perjuangan kita setelah kita melalui tahun-tahun pergulatan dan ketidakpastian.. Akhirnya kita sampai pada hari yang ingin Saya sebut sebagai “Hari Keyakinan”_*

Selanjutnya Anis Matta menjelaskan indikator keyakinan:
*_”Orang-orang yang mampu melampaui hari-hari penuh keraguan dan ketidakpastian adalah orang-orang yang ikhlas.. punya determinasi.. dan sabar_*

Dan ditutup oleh Anis Matta dengan epik;
*_”Inilah Hari Keyakinan, hari di mana kita berkata kepada keraguan dan ketidakpastian: “Cukup sampai di sini!”.. dan kita akan memulai satu hari baru dalam hidup kita, dan mudah-mudahan dalam hidup bangsa kita, umat Islam, dan umat manusia.”_*
*_Hari ini adalah permulaan karena tantangan yang akan kita hadapi jauh lebih besar dari tantangan yang telah kita lewati bbrp tahun terakhir.._*

Fase keyakinan dan determinasi mengiringi hari-hari perjuangan memenuhi semua persyaratan pendirian Partai Gelora Indonesia. Kerja-kerja administratif dan kerja-kerja lapangan tak henti sebelum tuntas. Ini lah yang dimaksud Anis Matta “determinasi”; *_”Kalau ada mau…JADI!!!_*

Semua determinasi itu akhirnya sampailah pada fase keenam, fase berlayar.

*_Fase Keenam_*, *Fase Berlayar*. Fase ini adalah fase dimana pekerjaan mendirikan partai tuntas. 19 Mei 2020 atau bertepatan dengan 26 Ramadhan 1441H, surat keputusan Partai Gelombang Rakyat Indonesia sebagai partai politik resmi di Indonesia ditanda tangani oleh Menteri Hukum dan HAM, yang kemudian pada tanggal 2 Juni 2020, semua berkas faktual pengesahan sudah resmi diserahkan dari kemenkumham ke Partai Gelora Indonesia, maka sekarang kita memasuki fase berlayar. Bahtera Gelora Indonesia mulai berlayar mengarungi samudera luas bersama gelombang rakyat. Tapi ini adalah perjalanan panjang dan akan menghadapi badai. Dan dalam fase berlayar ini, Anis Matta memulainya dengan menjelaskan 3 fungsi lahirnya Partai Gelombang Rakyat Indonesia;

“Semoga kehadiran Gelora dapat menjadi (1) tempat agregasi aspirasi rakyat, (2) kaderisasi pemimpin bangsa, dan (3) sumber gagasan bagi kejayaan Indonesia.

*Jakarta, 2 Juni 2020*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.