Metode Tanam Sistem SRI dan Jarwo, Cara Lain Tingkatkan Produksi Petani

oleh -839 Dilihat
oleh

Mataram, NuansaNTB.id- Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M.Sc., berharap sistem tanam padi dengan kombinasi Metode System of Rice Intensification (SRI) – Jajar Legowo (Jarwo) pada Program Integrated Farming System (IFS), dapat meningkatkan produksi petani.

Pesan tersebut disampaikan Doktor Zul, pada kegiatan panen padi sistem tanam SRI kombinasi Jarwo,  Kamis (15/7/2021), di dusun Dasan Baru Tojong-Ojong, desa Selebung, Kecamatan Batukliang Loteng.

“Cara dan inovasi ini, harus mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian petani,” kata Doktor Zul di lokasi Depot Sekolah Lapang IFS daerah Irigasi Gde Bongoh.

Namun sistem ini juga bukan hanya sementara tapi harus  mampu dikembangkan dan disosialisasikan secara masif.

BACA JUGA  Program Unggulan Kebudayaan Sukses, Pengunjung Meningkat Siknifikan

Menurutnya, petani sering menyepelekan himbauan, karena kebiasaan menanam padi selama 3 kali dalam setahun.

Nah, kalau tidak memahami secara ilmu pengetahuan untuk menanam selang seling padi, palawija dan padi, sulit bagi petani, karena sudah menjadi kebiasaan.

Oleh sebab itu, tunjukan hasil dari pola tanam tersebut. Biasanya petani akan mengubah kebiasaannya apabila melihat hasil yang lebih baik.

iklan

Sehingga trobosan dan keteladanan cara penanaman sistem ini harus diperlihatkan dengan contoh hasil yang lebih baik dari hasil produksi petani tersebut.

“Dengan sistem ini tiba-tiba produktifitasnya meningkat tajam, lebih besar dari hasil yang biasa, maka tanpa diajakpun petani akan mengikuti,”tutup Gubernur.

Sementara itu,  Bupati Lombok Tengah Fathul Bahri, mengatakan untuk mendukung hal itu, ia akan menyelesaikan bendungan mujur untuk mengatasi ketersediaan air dalam sektor pertanian dan perkebunan.

BACA JUGA  Wagub : Harganas Dapat Menjadi Wadah Sosialisasi Keluarga dan Penerapan Protokol Kesehatan

Walaupun ditengah berbagai persoalan seperti terjadi pergolakan sosial dan pembebesan lahan untuk mendukung penyelesaian bendungan tersebut.

“Ini semua untuk meningkatkan hasil pertanian demi kesejahteraan petani,”tutupnya.

Kadis PUPR H. Sahdan, ST., M.T., menjelaskan sistem ini pada dasarnya untuk mengatur penggunaan air dalam proses penanaman padi.

“Karena sumber air dihulu ini berlimpah, bagaimana siklus pengairannya mampu sampai ke hilir,”kata pria yang menjabat ketua Komisi Irigasi NTB ini.

Selain persoalan air, yang harus menjadi konsentrasi petani untuk meningkatkan produktifitas padi adalah pola tanam serempak dan bersama dengan sistem selang seling padi dan palawija.

Kegiatan ini merupakan Kolaborasi Komisi Irigasi Provinsi MTB, Komisi Irigasi Kabupaten Lombok Tengah, GP3A Tengker DI Gde Bongoh dan ISAI Regional 7 NTB NTT. (Sa/diskominfotikntb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.