Sumbawa Besar, NuansaNTB.id- Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kabupaten Sumbawa, Adizul Syahabuddin, M.Si,. mengapresiasi launching program “Sabtu Budaya” yang diadakan di SMPN 1 Moyo Hilir, Sabtu (04/12/2021).
Menurut Adizul sapaan akrab Politisi PKS dua periode ini kepada NuansaNTB, Program “Sabtu Budaya” yang diterapkan oleh Dinas Pendidikan pada SMP/MTs dan SMA/SMK merupakan upaya untuk mengenalkan dan meningkatkan kecintaan anak didik terhadap budaya leluhurnya serta mengembangkan pendidikan seni dan budaya baik lokal tradisional maupun kreatif dilingkungan pendidikan dan masyarakat.
“Saya pribadi memberikan apresiasi ke Dinas Pendidikan (Disdik) yang telah melauching program ‘Sabtu Budaya’ di SMPN 1 Moyo Hilir ini. Secara kelembagaan, Kami mendorong agar program ini bisa terus ditingkatkan dengan berbagai inovasi dan kreativitas masing-masing sekolah,” kata Anggota Badan Anggaran DPRD Sumbawa ini.
Dengan adanya program “Sabtu Budaya” ini lanjut Adizul, tentu akan dapat tetap mempertahankan budaya lokal sehingga anak-anak bisa berkepribadian dalam kebudayaan dan tidak melupakan akar budaya daerah sendiri dengan banyaknya hantaman budaya-budaya luar.
“Dengan adanya kebijakan untuk menggunakan pakaian maupun bahasa daerah anak-anak bisa tetap berkepribadian dalam budaya. Semoga ke depan kuliner-kuliner lokal juga terus dikembangkan,” katanya.
Namun terkait dengan hal tersebut, semoga program “Sabtu Budaya” ini bisa dilaksanakan sekali seminggu, tidak sebulan sekali seperti yang diterapkan saat ini.
“Pelaksanaan ‘Sabtu Budaya’ yang diputuskan sekali sebulan tentu sudah melalui kajian dan diskusi dengan para pakar. Namun kalau lebih sering, akan lebih baik juga,” ungkapnya.
Untuk konsistensi program “Sabtu Budaya” ini, tambahnya, perlu dukungan semua pihak tidak hanya dari kalangan Dinas Pendidikan dan sekolah saja, tetapi juga peran orang tua.
Artinya, dalam hal ini orang tua jangan sampai merasa diberatkan dengan program ini. Pasalnya, program “Sabtu Budaya” bisa tidak mengharuskan siswa menggunakan pakai adat Sumbawa yang baru.
“Intinya jangan sampai memberatkan orang tua sebab kita tau biaya untuk membeli pakaian adat lumayan besar, jadi mungkin bisa ada kolaborasi dan inovasi, misalnya dengan menggunakan sarung yang rata-rata dirumah semua punya,” jelasnya. (Nuansa)