Sumbawa, NuansaNTB.id- Nama Boris, BCC & Branding dalam tahun belakangan ini cukup ramai menghiasi sejumlah media lokal dan medsos di NTB khususnya Sumbawa. Boris selain menjadi pengusaha kabel serat optic, dia juga saat ini dipercaya sebagai Dewan penasehat Kadin kota bandung.
Pria kelahiran Labuan Kuris Sumbawa NTB yang sempat menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Korea ini, siapa sangka saat ini telah menjadi pengusaha sukses dan berhasil merebut kepercayaan pemerintah pusat. Boris pun pernah memimpin perusahaan Korea di Indonesia sebagai Direktur selama kurang lebih 2 tahun.
Pada tanggal 17 November 2015, semua fasilitas menggiurkan dari perusahaan asing itu ditinggalkan dan justru mendirikan perusahaan sendiri, namanya PT Borsya Cipta Communica (BCC). Nama ini diambil dari singkatan namanya sendiri yaitu Boris Syaifullah.
Usaha ini ia rintis dari nol hanya bermodal jaringan bisnis dan kolega. Saham BCC saat ini milikinya 100 persen. Dan untuk memastikan kepemilikan saham sebuah PT, siapa saja bisa mengaksesnya di web AHU Dirjen Administrasi Hukum Umum, Kemenkum HAM RI.
Kepada media NuansaNTB, Rabu (23/03/2022) Boris Syaifullah atau kerap disapa Boris, mengatakan, sejak berdiri, perkembangan BCC sangat pesat, seiring kebutuhan jaringan dan infrastruktur internet di Indonesia. Pada Tahun 2018 BCC merupakan perusahaan pembayar pajak terbesar di Kota Bandung.
“Bila sebuah perusahaan menjadi pembayar pajak terbesar, maka bisa dibayangkan berapa omsetnya BCC perbulan. Dan ini bukan menyombongkan diri, saya bicara fakta yang terjadi,” ujarnya.
Dengan pertumbuhan BCC hingga seperti saat ini, Boris mengakui banyak organisasi profesi melirik. Pada tahun 2019, pernah ikut berkompetisi merebut Ketua Kadin Jabar, namun gagal merebut kursi ketua, tetapi dipercaya di divisi urusan Korea.
“Ditahun yang sama, saya juga dipercaya memimpin Asosiasi Pengusaha Nasional Telekomunikasi (Apnatel) dan sejumlah jabatan dibeberapa organisasi lainnya termasuk di tahun 2021 dpercaya menjadi pengurus KADIN Pusat, dan yang terbaru ini dipercaya menjadi dewan penasehat KADIN Bandung,” ungkap Boris.
Dengan semua apa yang telah digapainya tersebut, Boris tidak hanya berpangku tangan, Ia juga ingin mengangkat dan mengabdikan dirinya di tanah kelahirannya yakni Sumbawa. Bukti pengabdiannya dengan berdirinya sebuah Sekolah yang diberi nama SMK Borsya
’’Saat ini SMK Borsya sudah memasuki tahun kedua, upaya ini juga sebagai bentuk memperluas ladang pengabdian atas rezeki yang diberikan Allah SWT. Untuk biaya operasional sekolah ditanggung oleh kantor pusat BCC. Bukan dari APBN dan bukan pula APBD. Tahun pertama semua murid kami bebaskan dari semua pungutan termasuk seragam sekolah,’’ terang Boris.
Lanjutnya, adapun niat didirikannya Sekolah tersebut, tidak lain yakni, lahirnya tenaga siap pakai di jaringan infrastruktur khususnya jaringan bisnis BCC yang saat ini masih sangat kurang. Sehingga ke depan SDM lulusan SMK Borsya tidak menjadi masalah dalam pengembangan bisinis BCC.
BCC dan Boris menyadari, untuk memacu bisnis harus dengan strategi dan bersiasat. Membangun branding, masuk ke organisasi profesi untuk menghimpun kekuatan dan daya tekan, membangun jaringan adalah caranya, dan semua itu adalah dana besar.
Sementara efek dari semakin mencuatnya sosok dan branding, Boris dan BCC, sudah tentu banyak pertanyaan, dan akan menjadi sasaran tembak. Sesuatu yang wajar dan tentu saja Boris, BCC dan kawan-kawannya telah menyiapkan diri untuk itu.
Demikian juga kabar yang santer beredar bahwa Boris Syaifullah akan terjun dalam kontes pemilu 2024 mendatang dengan niat yang kuat ingin bertarung merebut kursi DPR RI dari Dapil pulau Sumbawa.
Menurut Boris, hal itu merupakan bagian dari strategi dalam menjaga kerajaan bisnis yang telah ia tekuni selama ini, politik dan bisnis sesuatu yang tak terhindarkan dan saling mempengaruhi.
Pada posisi tertentu target sebuah bisnis semakin jauh dan semakin besar. Tetapi tentu efek social harus tinggi agar menjadi berkah, dan yang tak kalah pentingnya adalah ingin membangun generasi muda dengan sentuhan teknologi dan yang paling utama adalah pengabdiannya untuk membangun tanah kelahiran yakni tanah samawa tercinta, pungkasnya. (*)