Bahas Penanganan PMK, Kepala BNPB RI Kunjungi Sumbawa

oleh -396 Dilihat
oleh

Sumbawa Besar, NuansaNTB.id- Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah menyerang hewan ternak di hampir seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga hari ini.

Dalam menangani permasalahan tersebut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia (RI) sekaligus Ketua Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku Nasional, Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M,. hadir secara langsung ke Kabupaten Sumbawa, Kamis (25/08/2022).

Kehadiran Letjen TNI Suharyanto di Sumbawa untuk menggelar Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Rapat dilaksanakan di Aula H. Madelaoe ADT Lantai III Kantor Bupati Sumbawa, yang dihadiri langsung Bupati Sumbawa Drs. H. Mahmud Abdullah, dan Sekretaris Daerah, Drs. H. Hasan Basri, MM,.

Hadir pula Sekretaris Daerah Prov.Ntb, Komandam Korem 162/Wira Bhakti, Wakil Kepala Kepolisian Prov.Ntb, Kepala Kepolisian Resort Kabupaten se-Prov.Ntb, Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Se-Pulau Sumbawa, Kepala Pelaksana Bpbd Prov.Ntb, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov.Ntb, Para Camat, Danramil, dan Kapolsek Se-Kabupaten Sumbawa, serta Tim Satgas Penanganan PMK Nasional.

BACA JUGA  Selamat !!! Kabupaten Sumbawa Meraih Penghargaan Kabupaten Layak Anak

PMKDalam sambutannya, Bupati Sumbawa menyampaikan terima kasih dan selamat datang kepada Kepala BNPB dan seluruh tamu yang telah berkenan hadir di Kabupaten Sumbawa.

Untuk diketahui, sejak tahun 2006, Kabupaten Sumbawa merupakan Kabupaten peternakan dengan populasi hewan ternak terbanyak di Prov.Ntb.

iklan

“Kegiatan ini merupakan bentuk ikhtiar kita dalam percepatan penanganan PMK yang saat ini tengah mewabah dan menyerang hewan ternak ruminansia di hampir seluruh wilayah Provinsi NTB, termasuk di Kabupaten Sumbawa”, ujar Bupati.

Kejadian PMK di Kabupaten Sumbawa ini kata Bupati, berawal dari laporan masyarakat tentang gejala Hipersalivasi (keluar air liur yang berlebihan) pada 13 ekor sapi di desa pemasar dan desa simu kecamatan maronge pada tanggal 26 juli 2022.

Kemudian terhadap 13 ekor sapi tersebut telah dilakukan pengambilan sampel swab dan darah, yang diuji di balai besar Veteriner Denpasar. hasilnya, dari 13 sampel yang diuji, 8 di antaranya dinyatakan positif PMK, dan 5 lainnya negatif.

BACA JUGA  Bupati Sumbawa Lepas 5 Siswa Penerima Beasiswa SMK Unggulan 2024

Bersamaan dengan keluarnya hasil laboratorium tersebut, pada tanggal 5 agustus 2022 kabupaten sumbawa dinyatakan zona merah kasus PMK.

“Data populasi hewan ternak di Kabupaten Sumbawa : Sapi (sapi Bali, sapi Sumbawa, sapi eksotik) : 276.031 EKOR, Kerbau Sumbawa : 30.152 ekor, Kambing : 30.301 ekor, Domba : 798 ekor, Babi : 7.011 ekor,” jelas Bupati.

Adapun, Perkembangan kasus PMK di Kabupaten Sumbawa Per Tanggal 24 Agustus 2022, Kasus aktif (1.282 ekor), Sembuh (1.177 ekor), Potong Bersyarat (11 ekor), Mati (9 ekor), Total jumlah kasus (2.479 ekor).

Sementara langkah yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa, menyikapi merebaknya kasus PMK yang menyerang ribuan hewan ternak ini, telah dilakukan penanganan, dengan menetapkan keadaan tertentu, darurat penyakit mulut dan kuku atau kejadian luar biasa PMK melalui SK Bupati sumbawa nomor 598 tahun 2022 dan telah membentuk satuan tugas penanganan PMK melalui SK Bupati Sumbawa nomor 596 tahun 2022.

BACA JUGA  Konferensi Kerja PGRI di Sumbawa, Bupati : Misi Utama Wujudkan Sumbawa Sehat dan Cerdas

Selain itu, Bupati Sumbawa beserta jajarannya pada 10 Agustus lalu, juga telah mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian PMK di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan secara virtual yang dipimpin oleh Mentri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Bupati berharap agar masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dan bertanggungjawab dalam pemberantasan PMK ini, serta pihak BNPB dapat lebih memperhatikan dan dapat membantu, memberikan solusi jangka panjang terhadap persoalan krisis air bersih yang selalu terjadi di Kabupaten Sumbawa pada setiap musim kemarau.

“Perlu kami laporkan juga bahwa, sebanyak 43 desa yang tersebar di 17 Kecamatan di Kabupaten Sumbawa saat ini tengah mengalami krisis air bersih akibat kekeringan. Sebagai solusi jangka pendek, kami telah menyalurkan bantuan air bersih menggunakan tangki ke titik-titik rawan kekeringan di 43 desa tersebut,” pungkas Bupati. (Nuansa/**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.