Sumbawa Besar, NuansaNTB.id- Harga tiket pesawat menuju Sumbawa-Lombok maupun sebaliknya mengalami kenaikan cukup tinggi. Hal tersebut telah terjadi semenjak menjelang pelaksanaan MXGP SAMOTA hingga saat ini.
Menanggapi hal tesebut, Ketua Fraksi PKS DPRD Kabupaten Sumbawa, Adizul Syahabuddin, SP,. M.Si,. menyesalkan tingginya harga tiket pesawat baik dari Sumbawa ke Lombok maupun sebaliknya.
“Tingginya harga tiket ini akan mempengaruhi tingkat kunjungan Sumbawa maupun Lombok yang menjadi salah satu tujuan destinasi wisata,” ujar Adizul kepada Media ini, Rabu (03/08/2022)
Menurut Adizul harga tiket pesawat saat ini dari Sumbawa-Lombok mencapai 1,2 juta lebih dan kenaikan harga ini melebihi 100 persen dari sebelumnya yang hanya Rp. 400 – 500 ribu. Sementara Lombok-Surabaya yang penerbangannya lebih lama jauh lebih murah.
Politisi dua periode ini meminta agar pemerintah daerah segera mengambil langkah strategis untuk menekan melambungnya tiket pesawat tersebut. Jika tidak kondisi tersebut bisa menggangu kunjungan pariwisata Sumbawa maupun NTB yang baru mulai bangkit.
“Ini bagian yang memang harus kita dorong. Kita minta pemerintah daerah agar membangun komunikasi dengan maskapai penerbangan,” jelasnya.
Politisi PKS ini juga mendorong Pemprov NTB perlu membangun dialog dengan pihak terkait, dalam hal ini Lion Air/Wings dan juga maskapai penerbangan lainnya agar ada jalan ke luar terhadap tingginya harga tiket pesawat tersebut.
“Kami meminta Pemerintah segera mengambil sikap. Bangun komunikasi dengan maskapai untuk membuka penerbangan ke Sumbawa maupun NTB,” terangnya.
Adizul juga menjelaskan, jika semakin banyak maskapai yang membuka penerbangan, tentu bisa membuat harga menjadi stabil.
Selain itu, Adizul mengakui memang mahalnya harga tiket pesawat ini berlaku hukum pasar yakni tingginya permintaan dari penawaran. Ia menyebutkan misalnya dalam konteks Sumbawa atau NTB, yang banyak menggelar event internasional, tentu membuat tingginya mobilitas masyarakat dari dan menuju Sumbawa NTB. Termasuk juga harga bahan bakar yang mengalami kenaikan menjadi penyebab tiket pesawat mahal.
Namun, hal tersebut tidak dibarengi dengan ditambahnya jumlah penerbangan. Maka untuk menyikapi hal tersebut, pihaknya meminta agar pemerintah melakukan komunikasi lintas sektoral.
“Ini kewenangan pemerintah, perlu ada komunikasi lintas sektoral antara BUMN, Kementerian Perhubungan dengan penyedia penerbangan dalam hal ini Lion Air/Wings atau penerbangan lainnya,” pungkasnya. (Nuansa)