Sumbawa Besar, NuansaNTB.id- Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) kembali melaksanakan Musakara Rea yang akan dilaksanakan selama tiga hari mulai 28-30 Oktober 2022.
Mengawali Musakara Rea ini, Jum’at pagi (28/10) dilakukan bagonteng dan barengo yaitu pemberitahuan kepada masyarakat bahwa akan ada Musakara Rea, dengan membunyikan Bel/lonceng di Bale Jam sebanyak 3 kali.
Kemudian Liuk Dalam, yaitu upacara Tunas Kerik Salamat dan Tolak Bala yang selanjutnya pengibaran bendera kesultanan (Bendera macan putih dan lipan api).
Kemeriahan pun berlanjut dengan diadakannya Pawai Budaya pada sore hari yang dilepas secara langsung oleh YM Sultan Muhammad Kaharuddin IV, didampingi Bupati Sumbawa Drs. H. Mahmud Abdullah dan Wakil Bupati Sumbawa, Hj. Dewi Noviany, S.Pd. M.Pd., Ketua LATS Sumbawa, Ir. H, Iskandar M.Ec.Dev, Ketua Panitia Syukri Rahmat S.Ag, dan Muhammad Ikraman S.Pt.
Peserta Pawai Budaya start dari Halaman Bala’ Kuning menuju Lapangan Pahlawan Sumbawa.
Dari pantauan secara langsung Nuansantb dilokasi kegiatan, Pawai Budaya tersebut diikuti oleh para peserta dari sejumlah kecamatan, organisasi, maupun perwakilan etnis yang selama ini tinggal dan hidup berdampingan di Tana Samawa.
Turut sebagai peserta Pawai Budaya ini dari Purang Sapeda Loka (Pusaka)—perkumpulan para pecinta sepeda ontel, kemudian Ikatan Keluarga Lombok Sumbawa (IKLS), hadir pula dari keluarga besar Borsya Group, CEO Boris Syaifullah.
Ada juga dari rombongan Kecamatan Sumbawa, Kecamatan Badas, Kecamatan Moyo Hulu, Kecamatan Moyo Utara, Lape dan Lopok, Desa Poto Kecamatan Moyo Hilir, dan Kecamatan Unter Iwis yang masing-masing dipimpin para camat.
Selain itu, turut juga dari etnis dari Rukun Warga Jawa, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Sunda, Bali, NTT, Madura, Tionghoa, Ikatan Tata Boga Tradisional Sumbawa, Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Kabupaten Sumbawa, dan Perempuan Gemilang dan Rombongan BEM Fakultas Hukum Universitas Samawa (UNSA) sebagai penutup barisan.
Ditemui sejumlah media, Sultan Sumbawa berharap, Pawai Budaya ini menjadi ajang silaturrahim untuk semakin memperat persaudaraan di antara sesama.
“Darimanapun mereka berasal dan dari suku apapun mereka dilahirkan, ketika menetap dan berada di Sumbawa, mereka adalah orang Sumbawa. Dan semua orang Sumbawa adalah keluarga besar Kesultanan Sumbawa,” ujar Sultan.
Lanjut YM Sultan, mengenai budaya daerah lain di Sumbawa, menurut Sultan, itu bagian dari akulturasi budaya. Namun demikian harus tetap menjaga marwah, martabat dan harga diri Tau Samawa.
“Kita tetap berpegang teguh bersama dalam keberagaman dan menjaga harmonisasi. Kita hormati kebiasaan yang lain, tapi kita tetap menjaga marwah tau dan Tana Samawa,” pesan Sultan.
“Kita sudah tidak berada di masa lalu, kita sudah berada di masa sekarang menuju masa depan. Keluarga besar kesultanan sumbawa adalah semua orang sumbawa baik itu mereka etnis Jawa, Madura dan semua etnis yang ada di sumbawa,” ujar YM Sultan.
Tugas LATS sekarang harus tetap menjaga marwah tau dan tana samawa. Kita sudah tidak boleh kembali seperti jaman dahulu sebab jaman sudah berbeda. Libatkan semua anak-anak muda menjadi bagian dari pengurus LATS.
“LATS itu adalah masyarakat dan masyarakat itu adalah adat samawa. LATS juga jangan menutup diri dengan kemajuan generasi muda,” harap Sultan.
Sultan berharap dalam Musakara Rea ini akan menghasilkan orang-orang muda dengan syarat memiliki kemampuan, mau berkomitmen untuk bekerja dengan ikhlas, mau bekerja sama dan bersama-sama bekerja dengan siapa saja. LATS harus mendorong para generasi muda penerus masa depan, pungkas Sultan. (Nuansa)