Pentingnya Peran Pancasila di Era Millenial

oleh -794 Dilihat
oleh

Oleh Lina Putri Ramadan Sapitri

Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Samawa (UNSA)

Pancasila harus kita tanamkan dalam generasi muda dari sejak dini agar kita dapat mengetahui bagaimana menjadi generasi yang baik, mempunyai rasa persatuan maupun nilai kerakyatan, punya rasa tanggung jawab, memiliki sifat kemanusiaan, dan tak kalah penting selalu menerapkan dan memaparkan nilai-nilai ketuhanan. Karena seperti yang kita ketahui dimana generasi millennial sudah mulai melupakan pedoman hidup Pancasila. Di dalam kehidupan saat ini mulai berkurang pedoman dan nilai-nilai pancasila adanya kemajuan-kemajuan teknologi, individualnya lebih banyal dibanding sikap social, dengan begitu mengapa pentingnya menerapkan nilai-nilai Pancasila bagi para penerus generasi muda yang kita sebut generasi millennial.

“Bersatu kita teguh, Bercerai kita runtuh”. kata-kata ini masih terdengar baik-baik saja dulunya, beriring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin canggih, percepatan informasi yang berkembang pesat, informasi pun dengan cepat menyebar dan mudah sekali mengakses info apapun. Hal ini berkaitan cepatnya perkembangan informasi dan teknologi. Tumpulnya pemahaman masyarakat mengenai ideologi kita Pancasila yang semakin memperburuk keadaan.

BACA JUGA  Kunjungi Pulau Jawa, Prodi PPKn Unram Wisata Alam dan Ziarah ke Makam Soekarno

Pancasila yang seharusnya berfungsi untuk mempersatu bangsa malah dianggap sepele, bagaimana kita mengharapkan masyarakat yang rukun dan adil? kalau di ingat-ingat lagi, pernah ada kasus salah satu stasiun televisi yang mempermainkan lambang dari Pancasila. kita lihat sekarang apakah mengedukasi? Tentu tidak.

Diberi teguran? Iya tetapi tidak ada konsekuensi, seharusnya manfaatkan momen itu untuk mengedukasi tentang Pancasila.

Dijaman millenial ini, banyak orang-orang yang merasa bahwa diri nya lebih hebat, lebih superior. Mereka menganggap diri mereka berhak atas Indonesia yang sepemikiran dengannya. Membawa-bawa agama untuk kepentingan kelompok, memanfaatkan kelompok untuk “memaksa” agar sepemikiran dengan mereka dimana itu bertentangan dengan Pancasila, Persatuan dan ketuhanan, keduanya terdapat dalam Pancasila.

Mengapa banyak orang menganggap remeh? Mengapa teknologi yang semakin canggih bukannya membantu, memperbaiki bangsa justru menjauhkan kita dari lambang negara kita yang seharusnya di junjung tinggi rasa persatuan. Masyarakat lebih suka memamerkan gaya-gaya yang kebarat baratan di media mereka, tetapi justru orang-orang luar yang tertarik dengan budaya kita (Budaya Lokal).

Pancasila menjadi penting di media social karena persebarannya yang cepat. Pendidikan Kewarganegaraan? kalau boleh dikutip guru PPKN dulu pernah berkata ‘…kita sudah tidak bisa memanfaatkan pelajaran ini saja, wong di group whatsapp guru-guru saja banyak politiknya…” saya berfikir, pantas saja nilai Pancasila semakin tidak ada, kalo pengajar yang menjadi contoh saja berkelakuan seperti itu, tetapi tidak bisa dipungkiri banyak anak muda khususnya millennial, Gen A, maupun Gen Z lebih banyak mendengarkan influenser-influenser di media social dibandingkan guru atau orang tua mereka.

BACA JUGA  Partai Gelora Indonesia "THE JOURNEY"

Generasi millenial harus berada di depan bukan malah merusak, memegang obor untuk mencegah paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila, melalui sistem dan dinamika kekinian. Generasi millenial itu membangun, mendorong, membantu, membangkitkan rasa nasionalis.

Lembaga-lembaga Pendidikan memegang peran penting dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi penerus sehingga tidak ada indikasi paham dan tidak berada di jalan yang salah.

Saya salah satu orang yang mendukung bahwa kemanusiaan di atas agama. Dengan berkembangnya nilai Pancasila saya yakin kemanusiaan dalam diri mereka akan mengikuti, kemanusiaan bakal menjadi sangat penting dengan bantuan, cepatnya informasi yang beredar pesatnya info yang membangun rasa kemanusiaan.

“Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia..” Bunyi dari butir sila ke-5 yang jarang ada pengamalannya. Agama yang seharusnya menjadi pedoman kita (Bangsa dan Negara) dijadikan sebuah alasan untuk saling membunuh dan merampas kebebasan manusia dan haknya. Agama seharusnya membuat kita malu dengan tindakan-tindakan yang membuat kita tidak mempunyai rasa kemanusiaan itu, membuat kita kehilangan kebijakan dalam diri. Agama menuntuk kita ke-hal baik, tidak menjerumuskan kita semakin bertingkah tidak patuh.

BACA JUGA  Syamsul Fikri : Husni Djibril Adalah Soko Guru Politik Buat Kita Semua

Mari, kita sebagai bangsa Indonesia menjunjung tinggi Pancasila sebagai acuan hidup di neraga kita yang tercinta. Mari kita memanusiakan manusia dengan meratakan keadilan, mereka yang buta akan adanya pancasilsa, mari kita tunjukkan jalan nya.Tindak tegas orang-orang yang menjadi amcaman, yang tidak menganggap keberadaan Pancasila.

Hidup sebagai Indonesia, hidup sebagai Pancasila. Arah perjalanan bangsa ini berada di tangan generasi millennial, generasi muda yang akan menerima tongkat pembangunan. Mari jaga, rawat dan pelihara nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari.

Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Samawa (UNSA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.