Sumbawa Besar, NuansaNTB.id- Setelah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mereda, kini peternak dikhawatirkan oleh munculnya penyakit baru yang menyerang ternak yakni penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). Penyakit LSD ini sudah merebak di beberapa Provinsi di Pulau Jawa. Namun di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih dinyatakan bebas dari penyakit yang khusus menyerang sapi dan kerbau.
“Di NTB, khususnya Kabupaten Sumbawa belum ternak yang terjangkit LSD. Mudah-mudahan aman,” harap Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Sumbawa, H Junaidi.
Meskipun LSD belum ada sambung Junaidy, pihaknya tetap melakukan beberapa langkah antisipasi. Salah satunya dengan melakukan monitoring di lapangan. “Kita sudah meminta petugas melakukan monitoring di lapangan. Jika nantinya ada ditemukan, maka segera laporkan untuk ditindaklanjuti,” tambahnya.
Sementara itu Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakeswan Sumbawa drh Rini Handayani MSi menjelaskan, LSD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus pox.
Adapun beberapa ciri klinisnya terjadi benjolan atau adanya gumpalan dikulit ternak. selain itu suhu badan pada ternak yang terjangkit cukup tinggi. “LSD adalah penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus pox dan cirinya bentol-bentol. Dia menyerang sapi dan kerbau. Kebetulan kita di sini (Kabupaten Sumbawa, red) paling banyak sapi sama kerbau, artinya menjadi perhatian kita,” katanya.
Diterangkannya, penularan LSD bisa melalui kontak langsung, melalui darah, leleran hidung dan mata, air liur, semen dan susu.
Bukan Zoonosis
Rini juga menerangkan. Kalau penyakit LSD tidak bersifat zoonosis–menular pada manusia. Ia juga menerangkan daging ternak yang terjangkit masih bisa dikonsumsi asalkan direbus pada suhu 65 derajat Celsius selama 30 menit.
Terhadap adanya penyakit LSD, pihaknya saat ini mewaspadai lalu lintas ternak. Pihaknya juga akan bersurat kepada para pengusaha ternak untuk lebih berhati-hati dalam mendatangkan ternak dari luar daerah. Terlebih dari daerah yang sudah terkonfirmasi LSD.
“Langkah awal yang harus dilakukan jika adanya gejala LSD, peternak diharapkan mengisolasi ternaknya atau pisahkan dengn yang sehat, kemudian menyemprotkan disinfektan. Jadi karena penularannya lewat vektor seperti lalat, japlak, nyamuk, serangga terbang ini. Kebetulan kami sudah droping banyak disinfektan ke UPT Produk dan Kesehatan Hewan yang ada di Kecamatan silahkan masyarakat bisa minta ke UPT untuk disemprotkan,” pungkasnya. (Nuansa/**)