Sumbawa Besar, NuansaNTB.id- Seminar Nasional bertajuk berbagi pembelajaran tentang Implementasi Kurikulum Merdeka Literasi dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di Kabupaten Sumbawa sukses digelar secara hibrid (online dan offline) di aula STKIP Paracendekia NW Sumbawa Rabu (23/08/2023).
Seminar ini dihadiri lima ratus peserta terdiri dari unsur pengawas sekolah dan madrasah, kepala dan guru satuan pendidikan, calon guru (mahasiswa) dari LPTK di Kabupaten Sumbawa serta pemangku kepentingan kunci dari Kemendikbud-Ristek, Kemenag, tim INOVASI, Pemerintah Provinsi NTB, BGM, BPMP, Dikti Wilayah Bali Nusra, Pemerintah Kabupaten Sumbawa, dan pakar dari perguruan tinggi.
Acara semakin semarak dengan diskusi alot dari pagi hingga sore di sesi panel dan paralel yang menghadirkan peneliti serta pemakalah dari praktisi pendidikan dengan berbagai praktik baik dari hasil penelitian yang sudah dilakukan di lapangan.
Pembicara yang hadir Prof. Dr. I Nengah Sudipa Dosen Pasca Sarjana Universitas Udayana, terkait pengembangan materi ajar pendidikan literasi dalam perspektif psikolinguistik, Prof. Dr. H Iwan Jazadi S.Pd, M.Ed Ketua STKIP Paracendekia NW Sumbawa terkait materi tentang implementasi pembelajaran literasi dan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di Kabupaten Sumbawa.
Kemudian, Aswin Wihdiyanto ST MA Plt. Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) materi tentang peran kebijakan pendidikan literasi siswa dalam pembangunan pendidikan di Indonesia.
Dr Muhammad Zain MAg Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kementerian Agama tentang peran kebijakan penguatan karakter siswa dalam pembangunan pendidikan Indonesia, Direktur INOVASI Mark Heyward PhD terkait materi membangun kemitraan strategis antara relawan dan lembaga donor dalam mengakselerasi penguasaan literasi kelas awal.
Kadis Dikbud Sumbawa diwakili Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan, Sudarli M.Pd, terkait komitmen kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa untuk mendukung pembelajaran literasi dan pendidikan karakter di TK, SD, dan SMP di Kabupaten Sumbawa.
Serta Kepala Kemenag Sumbawa H Muksin SH MPd terkait komitmen kebijakan Kemenag kabupaten Sumbawa untuk mendukung pembelajaran literasi dan pendidikan karakter di RA, MI, dan MTS di Kabupaten Sumbawa serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, Dr Aidy Furqan SPd MPd tentang Implementasi Kurikulum Merdeka dan Strategi Transformasi Pendidikan.
Dalam Sambutannya, Wakil Bupati Sumbawa, Dewi Noviany SPd MPd menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan acara seminar nasional ini. Ia mengucapkan terima kasih kepada STKIP Paracendekia.
“Kurikulum merdeka sangat diperlukan di zaman inovasi dan teknologi yang serba cepat sekarang ini,” kata Novi.
Dikatakannya, kurikulum merdeka membuat guru semakin mandiri dan kreatif dalam mendesain pembelajaran sesuai level kemampuan siswa.
Kedepan, semoga kolaborasi antara LPTK seperti yang sudah dilakukan STKIP Paracendekia NW Sumbawa dengan pemerintah daerah Kabupaten Sumbawa dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi bagi dunia pendidikan.
Gubernur NTB diwakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB Dr Aidy Furqan SPd MPd menyampaikan apresiasi atas program capaian pendidikan di kampus khususnya STKIP Paracendekia.
Terima kasih karena sudah mengambil peran untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka melalui merdeka belajar di beberapa sekolah sasaran program dan penguatan kapasitas pengawas, kepala sekolah dan guru.
Tahap demi tahap telah diikuti dan laksanakan ternyata bulan ini kurikulum Merdeka itu sudah memasuki episode ke-25. Episode ke-25 ini lebih mendekatkan kepada penguatan karakter anak-anak.
“Semoga apa yang sudah kita lakukan di bidang pendidikan dapat berdampak pada Indeks Pembangunan Manusia di Nusa Tenggara Barat sehingga kedepan terus mengalami perkembangan dan peningkatan,” kata Aidy.
Ketua STKIP Paracendekia NW Sumbawa, Prof Dr Iwan Jazadi dalam sambutannya mengatakan, seminar nasional ini merupakan kesempatan mengonversi lisan menjadi tulisan bagi para praktisi pendidikan.
“Kita adopsi seminar yang tidak bersifat elitis, tetapi bisa hadirkan pembicara sebanyak-banyaknya melalui sesi panel di aula utama dan tujuh ruangan sesi paralel,” kata Iwan.
Masukan sebanyaknya silahkan disampaikan melalui makalah. Pemakalah diberi waktu tambahan dua minggu untuk mengubah persentasi dari bentuk PPT menjadi tulisan makalah ilmiah.
Selain itu, ada display buku bacaan bergambar, buku besar dan buku cerita anak sesuai level kemampuan hasil karya dosen-dosen STKIP Paracendekia. Hal itu menurutnya sebagai solusi menghadirkan buku bacaan sesuai level kemampuan siswa saat implementasi kurikulum merdeka.
“Kami gembira bersama Bapak/Ibu dalam seminar nasional berbagi pembelajaran dalam implementasi kurikulum merdeka literasi dan pendidikan karakter berbasis budaya lokal di Kabupaten Sumbawa,” ucap Iwan.
Program ini bertujuan untuk menguatkan kesiapan satuan Pendidikan pada 30 satuan pendidikan pada jenjang PAUD, SD/MI dan SMP dan ekosistem pendukung dalam implementasi kurikulum merdeka berbasis budaya lokal di Kabupaten Sumbawa.
Guru, pengawas, dan mahasiswa yang membantu dilapangan juga menjadi penyaji di sesi paralel. Semoga praktik baik ini bisa dilanjutkan kedepan.
“Seminar ini menjadi akhir dari fase II program INOVASI yang kami laksanakan yaitu kemitraan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Australia. Kami berharap lebih banyak lagi manfaat yang bisa kami berikan di bidang pendidikan kedepannya melalui program-program yang berkelanjutan,” harap Iwan.
Seminar semakin spesial atas pengumuman dan pengukuhan gelar guru besar Prof Dr Iwan Jazadi sebagai orang nomor satu di kampus hijau tersebut. (Nuansa/SS)